Skandal eFishery: Kebangkrutan Startup Akuakultur Indonesia Senilai Rp9,8 Triliun header image

Skandal eFishery: Kebangkrutan Startup Akuakultur Indonesia Senilai Rp9,8 Triliun

2025-05-15
Codeverta 👨‍💻
3 min read
eFishery skandal startup kebangkrutan manipulasi keuangan unicorn Indonesia

eFishery: Dari Unicorn Akuakultur ke Pusat Skandal Keuangan

eFishery, startup teknologi akuakultur asal Bandung yang didirikan pada 2013 oleh Gibran Huzaifah, pernah menjadi bintang di ekosistem startup Indonesia. Dengan teknologi pemberi pakan ikan otomatis berbasis Internet of Things (IoT), eFishery berhasil menarik perhatian investor global dan mencapai status unicorn pada 2023 dengan valuasi lebih dari $1 miliar. (lbs.id, en.wikipedia.org)

Namun, pada akhir 2024, eFishery menjadi sorotan setelah terungkapnya skandal manipulasi laporan keuangan yang mengguncang dunia startup.

Modus Manipulasi Keuangan

Audit independen oleh FTI Consulting mengungkap bahwa sejak 2018, eFishery menjalankan dua set laporan keuangan: satu untuk internal dan satu untuk eksternal. Laporan eksternal yang diberikan kepada investor dan auditor menunjukkan pendapatan dan laba yang jauh lebih tinggi dari kenyataan. Pada periode Januari hingga September 2024, eFishery melaporkan pendapatan sebesar US$752 juta dan laba US$16 juta, padahal sebenarnya pendapatan hanya US$157 juta dengan kerugian US$35,4 juta. (sbm.itb.ac.id, indonesiabusinesspost.com)

Selain itu, perusahaan juga mengklaim memiliki 400.000 unit alat pemberi pakan ikan, padahal hanya memiliki sekitar 24.000 unit. (online.binus.ac.id)

Dampak dan Tindakan Hukum

Setelah skandal terungkap, Gibran Huzaifah dan co-founder Chrisna Aditya mengundurkan diri dari perusahaan. Pada Januari 2025, eFishery memberhentikan 100 karyawan, dan pada Februari 2025, sekitar 300 karyawan lainnya di-PHK. (online.binus.ac.id, en.wikipedia.org)

Bareskrim Polri dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sedang menyelidiki kasus ini, dengan Gibran dilaporkan atas dugaan penipuan dan manipulasi laporan keuangan. (en.wikipedia.org)

Reaksi Investor dan Industri

Investor besar seperti Temasek, Sequoia Capital, dan Northstar Group yang sebelumnya mendukung eFishery kini menghadapi kerugian besar. Patrick Walujo dari Northstar menyebut tindakan eFishery sebagai "aib besar" dan menyoroti perlunya due diligence yang lebih ketat dalam investasi startup. (bravesea.com, linkedin.com)

Skandal ini juga memicu kekhawatiran di kalangan investor terhadap transparansi dan tata kelola perusahaan startup di Asia Tenggara. (bravesea.com)


FAQ tentang Skandal eFishery

1. Apa itu eFishery?

eFishery adalah startup teknologi akuakultur asal Bandung yang menyediakan solusi pemberian pakan ikan otomatis berbasis IoT. Didirikan pada 2013, perusahaan ini mencapai status unicorn pada 2023.(kanalpengetahuan.feb.ugm.ac.id, en.wikipedia.org)

2. Apa yang menyebabkan skandal eFishery?

Skandal terjadi akibat manipulasi laporan keuangan sejak 2018, di mana perusahaan melaporkan pendapatan dan laba yang jauh lebih tinggi dari kenyataan untuk menarik investasi.(sbm.itb.ac.id)

3. Siapa yang terlibat dalam skandal ini?

Pendiri dan CEO eFishery, Gibran Huzaifah, serta co-founder Chrisna Aditya, diduga terlibat dalam manipulasi laporan keuangan dan telah mengundurkan diri dari perusahaan.(online.binus.ac.id)

4. Apa dampak dari skandal ini?

Perusahaan menghadapi penyelidikan hukum, kehilangan kepercayaan investor, dan melakukan pemutusan hubungan kerja terhadap ratusan karyawan.

5. Apa pelajaran yang bisa diambil dari kasus eFishery?

Kasus ini menekankan pentingnya transparansi, tata kelola perusahaan yang baik, dan due diligence dalam investasi startup.


Kesimpulan

Skandal eFishery menjadi peringatan bagi ekosistem startup Indonesia dan Asia Tenggara tentang pentingnya integritas dan transparansi dalam menjalankan bisnis. Investor dan pelaku industri diharapkan lebih berhati-hati dan menekankan tata kelola yang baik untuk mencegah kasus serupa di masa depan.(bravesea.com)